Wisata Goa Ngerong Tuban,
Merupakan salah satu diantara beberapa wahana wisata alam berbentuk
GOA yang ada dikabupaten tuban. Wisata goa ini menyimpan banyak mitos,
misteri dan keindahan eksotisme alam tentunya. Didalam goa ngerong
mengalir air yang cukup deras pada beberapa titik. Didasar air tersebut
terdapat banyak ikan air tawar dan didinding serta atap goa terdapat
kelelawar yang bergelantungan. Jumlah ikan dan kelelawar didalam goa
ngerong tersebut sangat banyak, mungkin bila dihitung sampai ratusan
bahkan ribuan.
Sejarah Goa Ngerong Rengel Tuban
Sejarah Goa Ngerong bermuasal dari berdirinya kerajaan gumenggeng yang berpusat di sebuah dusun yaitu dusun gumeng, desa banjaragung kecamatan rengel. Diperkirakan sekitar seribu tahun yang lalu seorang pemimpin atau Raja kerajaan gumenggeng yang saat ini menjadi dusun gumeng, Raa tersebut bernama Raden Arya Bangah seorang putra dari Kyai Gede Lele Lontang. Kerajaan tersebut berada dipegunungan kapur yang sulit akan sumber air baik untuk minum maupun kebutuhan berkehidupan sehari-hari. Terlebih pada saat musim kemarau wilayah kerajaan tersebut bisa terlanda kekeringan yang mengakibatkan paceklik pada kehidupan masyarakat sekitar kala itu.
Sebagai seorang raja atau pemimpin tentulah bertanggung jawab akan
kemakmuran rakyatnya. Maka dari itu Raden Arya bangah tergerak hatinya
untuk melakukan lelana brata atu laku batin demi mendapatkan petunjuk
dari sang dewa atau dewata. Dari lelana brata tersebut raden arya bangah
memperoleh petunjuk dari sang dewata berupa bisikan ghaib yang
mengatakan “ apabila ada yang sudi untuk bersemedi dipuncak gunung
(saat itu diatas puncak terdapat desa andhong) maka kerajaan gumenggang
akan selamat dari paceklik maupun kekeringan. Dari situ sang raja
mengadakan sayembara terbuka untuk seluruh rakyatnya apabila ada sanggup
dan berhasil untuk melaksanakan sayembara tersebut maka akan dihadiahi
tanah yang sangat Luas.
Kabar sayembara tersebut akhirnya mencuat dan tersebar diseluruh penjuru pelosok kerajaan gemenggang. Mendengar kabar itu salah seorang warga penduduk yang bernama “kyai jala ijo” sanggup untuk menjalankan sayembara yang diadakan oleh raja gemenggang . Sesampai di atas bukit kyai jala ijo bertapa dan mengheningkan cipta sembari berucap :”mandeng pucuking grana, sedakep saluku tunggal, nutup babahan hawa songo, muji marang dzat kang mubeng waseso”, yang artinya kurang lebih seperti ini :
mandeng pucuking grana :menghadap puncak bulan purnama,
sedakep saluku tunggal : bersendakap [seperti waktu setelah tak biratul ihram shalat] menghadapkan jiwa dan hati ke satu tujuan yaitu tuhan,
nutup babahan hawa songo : menutup jalan lubang Sembilan hawa nafsu,
muji marang dzat kang mubeng waseso : memuji kepada sang maha pencipta segala.
Selain denga ucapan tersebut didalam batin sang kyai juga focus benar-benar pasrah kepada sang pencipta untuk bisa mendapatkan petunjuk. Hingga akhirnya sang kyai mendapatkan bisikan berupa petunjuk untuk menyungkil tanah disebuah tanah yang masih dalam wilayah kerajaan.Kemudian sang kyai menjalankan petunjuk itu dengan menancapkan tongkatnya sembari mencungkil tanahnya. Alkisah akhirya tanah tersebut mengeluarkan air lalu berubah menjadu celah (goa) yang bentuknya menyerupai terowongan atau lubang (dalam bahasa jawa : rong), yang Kemudian sampai saat ini goa tersebut dinamakan GOA NGERONG (akronim kata Rong yang berarti lubang).
Goa Ngerong berlokasi di Kecamatan Rengel ditengah-tengah pusat kecamatan. Letaknya dijalan raya rengel sehingga akses untuk menuju lokasi sangatlah mudah dijangkau oleh pengunjung. Selain terdapat goa ngerong di rengel juga terdapat wisata alam lainya yaitu diantaranya Bumi Perkemahan Lanjar Maibit Yang mempunyai kolam sumber air hangat dan puncak bukit yang sangat eksotis.
Kabar sayembara tersebut akhirnya mencuat dan tersebar diseluruh penjuru pelosok kerajaan gemenggang. Mendengar kabar itu salah seorang warga penduduk yang bernama “kyai jala ijo” sanggup untuk menjalankan sayembara yang diadakan oleh raja gemenggang . Sesampai di atas bukit kyai jala ijo bertapa dan mengheningkan cipta sembari berucap :”mandeng pucuking grana, sedakep saluku tunggal, nutup babahan hawa songo, muji marang dzat kang mubeng waseso”, yang artinya kurang lebih seperti ini :
mandeng pucuking grana :menghadap puncak bulan purnama,
sedakep saluku tunggal : bersendakap [seperti waktu setelah tak biratul ihram shalat] menghadapkan jiwa dan hati ke satu tujuan yaitu tuhan,
nutup babahan hawa songo : menutup jalan lubang Sembilan hawa nafsu,
muji marang dzat kang mubeng waseso : memuji kepada sang maha pencipta segala.
Selain denga ucapan tersebut didalam batin sang kyai juga focus benar-benar pasrah kepada sang pencipta untuk bisa mendapatkan petunjuk. Hingga akhirnya sang kyai mendapatkan bisikan berupa petunjuk untuk menyungkil tanah disebuah tanah yang masih dalam wilayah kerajaan.Kemudian sang kyai menjalankan petunjuk itu dengan menancapkan tongkatnya sembari mencungkil tanahnya. Alkisah akhirya tanah tersebut mengeluarkan air lalu berubah menjadu celah (goa) yang bentuknya menyerupai terowongan atau lubang (dalam bahasa jawa : rong), yang Kemudian sampai saat ini goa tersebut dinamakan GOA NGERONG (akronim kata Rong yang berarti lubang).
Goa Ngerong berlokasi di Kecamatan Rengel ditengah-tengah pusat kecamatan. Letaknya dijalan raya rengel sehingga akses untuk menuju lokasi sangatlah mudah dijangkau oleh pengunjung. Selain terdapat goa ngerong di rengel juga terdapat wisata alam lainya yaitu diantaranya Bumi Perkemahan Lanjar Maibit Yang mempunyai kolam sumber air hangat dan puncak bukit yang sangat eksotis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar